Kamis, 18 Agustus 2016

Videografi: Teknik Kamera Video dan Pengambilan Gambar

Kamera Video

Definisi
Kamera video adalah perangkat kamera yang digunakan untuk mengabil gambar bergerak dan menyimpannya pada media tertentu, dimana kemudian akan dilakukan proses pengolahan.
Jenis Kamera Video
1)      Berdasarkan Format
  • Analog
  • Digital
2)      Berdasarkan Media Rekam
  • Betamax
  • VHS
  • 8mm
  • VHS-C
  • DV(Digital Video)
  • Mini DV
  • Betacam
  • Memori stick
  • Mini Disc
Tahapan Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video
Kenali dan Pahami Kamera Video
Semua alat yang akan digunakan harus benar – benar dikuasai supaya meminimalisasikan kesalahan pengambilan gambar nantinya.
Rekaman Video yang Layak Dilihat dan Disimpan
Rekaman video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi.
Rekaman Video yang Layak Dinikmati
Rekaman video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah – kaidah sebagai berikut:
  • Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines, Thirds Ratio, Diagonal Lines, Triangle, Perspective, Looking Room, Walking Room, Head Room, Golden Mean, Background, Foreground.
  • Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up, Medium Close Up, Medium Shot, Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot.
  • Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot.
  • Camera Movement : Panning ( Left, Right, Up, Down ), Tracking ( In, Out, Follow, Revolve ), Truck ( Left, Right ), Zooming ( In, Out )
  • Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle
  • Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera
  • Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot
  • · Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The Line, Continuity
Rekaman Video yang Selesai dan Layak Tonton 
Sebuah karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini:
  1. Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif ( riset, penulisan outline, skenario, storyboard, dsb.).
  2. Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting).
  3. Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman video dengan berbagai elemen audio visual lainnya.
  4. Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton (kaset, VCD, DVD, dsb.)
  5. Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan, broadcastingwebcasting, dsb.).
Teknik Kamera : Pengambilan Gambar
Establingshing Shot (ES)
    Pengambilan gambar/shooting yang di ambil dari jarak yang sangat jauh atau dari “pandangan mata burung”, biasanya untuk membangun pengetahuan dimana lokasi kejadian. 
    Long Shot (LS)
      Shooting dilakukan dari jarak jauh, tetapi tidak sejauh establish shot.digunakan untuk penekanan terhadap lingkungan sekitar atau setting dalam scene. 
      Medium Shot (MS)
        Shooting untuk membuat frame actor. Biasanya dilakukan dari pinggang ke atas. Medium shot (MS) bias digunakan untuk membuat focus terhadap 2 orang actor yang saling berhadapan dan beinteraksi,missalnya: debat, berpelukan dan sebagainya.
        Over Tehe Shoulder Shot (OS)
          Shooting Untuk mengambil gambar actor melalui pundak actor yang lain,digunakan ketika para actor saling bertatapan muka satu sama lain.contoh salah satu actor berbicara kepada actor yang lain sedangkan yang lain mendengarkan.
          Close-Up (CU)
            Shoting diambil dari jarak dekat. Biasanya focus kepada wajah,digunakan untuk memperlihatkan ekspresi wajah/mimic dari actor. Memperhatikan detail objek,atau untuk mengarahkan audience pada suatu elemen yang dipentingkan.
            Tips Merekam Video Dengan Sempurna 
            Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus.
            1. Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan.
            2. Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya.
            3. Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.
            4. Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas).
            5. Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing).
            6. Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.)
            7. Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama setelah action berlangsung.
            8. Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.

            Bagaimana Sob.. Bisa Dipelajari.... 

                Apa yang dimaksud dengan editing?


                Editing untuk video atau film adalah proses pengorganisasian, meninjau kembali, memilih/menyeleksi dan perakitan/penggabungan gambar dan suara "rekaman" yang diambil selama produksi. Hasil dari upaya editing ini harus menjadi sebuah cerita yang masuk akal dan bermakna atau sajian visual yang melengkapi sedekat mungkin untuk mencapai sebuah tujuan di balik maksud asli dari pekerjaan sebuah film atau video - untuk menghibur, menginformasikan, menginspirasi, dll.

                Dalam ilmu editing ada 6 elemen dasar yang menjadi hal penting untuk diperhatikan. Untuk menghasilkan sebuah karya editing yang indah, seorang editor harus mampu mengkombinasikan ke enam elemen ini sebab ke enam elemen tersebut memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Ke enam elemen tersebut adalah:

                1. Motivation (Motivasi)
                2. Information (Informasi)
                3. Composition (Komposisi)
                4. Sound (Suara)
                5. Camera Angle (Sudut pengambilan gambar)
                6. Continuity (Kesinambungan)

                Sumeber :
                Gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5zUAjm0Z7cxxG6yBayE167ul5605D7gKwe3gKM7BKSomZhNXw7OLSjeTmkbFrgo2rHmruc675ASPtJutMhvMGAUPQjNpzFQ1Zye5nUTbnqIMqcscC_anV55vqWIRzegXQEQiD5rp5mEQ/s1600/video.jpg
                Artikel : Grammar of the Edit --- SECOND EDITION --- Roy Thompson - Christopher J. Bowen

                6 Elemen dasar dalam ilmu editing


                Dalam ilmu editing ada 6 elemen dasar yang menjadi hal penting untuk diperhatikan. postingan sebelumnya telah di bahas point dari 6 elemen tersebut yaitu:
                1. Motivation (Motivasi)
                2. Information (Informasi)
                3. Composition (Komposisi)
                4. Sound (Suara)
                5. Camera Angle (Sudut pengambilan gambar)
                6. Continuity (Kesinambungan)
                Nah mari kita bahas satu persatu.

                1. Motivation (Motivasi)
                Seorang Editor harus memiliki sebuah alasan kuat untuk menentukan pilihan pada gambar mana yang akan dimasukkan ke dalam scene editingnya. Selalu ada alasan atau motivasi yang tepat untuk melakukan penyambungan gambar sesuai dengan transisi yang dibutuhkan, pada elemen ini juga harus diperhatikan berapa lama durasi yang kita inginkan untuk setiap klip editingnya.

                Elemen ini juga berkaitan dengan pergerakan kamera (camera movement). Masing-masing pergerakan kamera ini memiliki maksud dan tujuan tertentu. Beberapa jenis pergerakan kamera, yaitu: Panning, Zoom, Tilt, Track, Crab, Traveling shot, Moving.

                2. Information (Informasi)
                Sebuah data yang menjadi master liputan yang berisi materi dasar kumpulan adegan atau scene, yang pada hakekatnya memiliki pesan informasi pada tiap kliping videonya. Masing-masing shot akan dipilih oleh seorang editor dan idealnya shot tersebut akan menyuguhkan suguhan visual informatif. Sehingga informasi-informasi tersebut jika dirangkai melalui proses editing akan menjadi sebuah bangunan informasi visual yang baik dan kuat hingga akhirnya layak di tampilkan.

                3. Composition (Komposisi)
                Komposisi video adalah pengaturan letak obyek dalam sebuah fame ketika kameraman mengambil gambar di lokasi. Walaupun editor tidak menciptakan komposisi video, namun menjadi bagian dari pekerjaan editor untuk memastikan bahwa komposisi yang dipilih layak atau tidak. Contoh komposisi video (Extreme Long Shot, Long shot, medium shot, Close  up).

                4. Sound (Suara)
                Suara tidak sekedar mendahului visual tetapi juga lebih bersifat abstrak. Pemilihan suara sebagai natural sound terkadang dapat menciptakan suasana dramatis dalam sequence editing.

                5. Camera Angle (Sudut pengambilan gambar)
                Pengambilan gambar adalah salah satu unsur paling utama dalam editing. Masing-masing gambar memiliki maksud dan tujuannya sendiri-sendiri. Beberapa angle camera yang lazim kita temui adalah: Eye Level, High Angle. Low Angle, Top Down.

                6. Continuity (Kesinambungan)
                Continuity merupakan unsur penting dalam penyampaian pesan dari awal hingga akhir. Komponen kesinambungan editing, adalah: Kesinambungan isi, Kesinambungan pergerakan dan Kesinambungan komposisi, Kesinambungan suara, Kesinambungan garis imaginar.

                Sumber :
                Gambar : http://pbblogassets.s3.amazonaws.com/uploads/2015/10/Professional-Video-Editing-Tips-and-Tricks.jpg
                Artikel : Grammar of the Edit --- SECOND EDITION --- Roy Thompson - Christopher J. Bowen

                Dunia Film


                Film-film yang dramatis pertama kali diberikan seolah-olah melalui proscenium (gaya spesifik teater). karena hasil kamera yang ditempatkan pada satu posisi, dan semua tindakan dalam adegan tersebut yang berlangsung dalam sudut pandang kamera. pandangan penonton sama seperti penonton yang sedang duduk pada pusat barisan depan teater.

                Sutradara Amerika DW Griffith adalah seorang sutradara film terkemuka dan merupakan seorang perintis film Amerika untuk memindahkan para penonton ke atas panggung dengan karya-karya seperti For Love Of Gold (1908), The Lonely Villa (1909), The Lonedale Operator (1911), dan yang sangat berpengaruh, tapi sangat rasis , Birth of a Nation (1915).

                "Lihat di sini!" Katanya kepada penonton dengan kamera-nya "Sekarang di sini!" Griffith tidak hanya mengajak bergerak kepada penonton ke tempat kejadian, ia kemudian membalikan kursi mereka dengan cara ini dan itu-memindahkan mereka ke wajah karakter, kemudian di Detik berikutnya menariknya ke belakang "teater" untuk mendapatkan tampilan yang lebih besar dari karakter dalam kaitannya dengan karakter lain atau menampilkan karakter dalam hubungannya dengan lingkungan nya.

                Alasan untuk menempatkan penonton ke TKP adalah membuat cerita lebih menarik-lebih dramatis. Tapi dengan memindahkan penonton ke dalam tindakan dan memfokuskan perhatian mereka pertama kalinya di sini, sekarang ada, sutradara bisa dengan mudah menjadi sangat bingung dan mendisorientasikan penonton.

                Geografi lokasi atau keutuhan tubuh karakter menjadi terfragmentasi. pada tangan milik seseorang? Dimana karakter A dalam hubungan spasial dengan karakter B? Biasanya sutradara tidak ingin menimbulkan kebingungan. Sebaliknya, dia ingin penonton merasa nyaman dalam dunia film ini menjadi sangat spasial (dan temporal) yang berorientasi sehingga cerita dapat berlangsung tanpa hambatan.

                Biasanya sutradara ingin penonton tahu, "tangan itu milik Bob, dan Bob duduk di sebelah kanan Ellen" (bahkan jika kita belum melihat Ellen untuk sementara waktu). Ada saat-saat, bagaimana pernah, ketika kita akan menggunakan kemungkinan ini untuk beberapa kebingungan dan disorientasi untuk keuntungan kita untuk membuat kejutan atau ketegangan tersendiri.

                Kesimpulan
                Film adalah lakon (cerita) gambar hidup. Merupakan sudut pandang sutradara yang dimaksudkan untuk membuat sebuah alur cerita yang menarik yang akan diberikan kepada penontonnya.